Ads Top

Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan Franchise di Hong Kong






Beberapa waktu lalu Asosiasi Franchise Indonesia diundang oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) untuk menjadi pembicara dalam acara 11 Summit Part 3 – 11 : Expansion Fast Pass for SMEs. Selain saya, di sana ada 6 pembicara yang menjadi perwakilan franchise dari negaranya masing-masing. Mereka adalah Scott Lehr dari International Franchise Association, Richard Lie dari Franchise Taiwan, Sammy Lim dari Filipina, Adrian dari Yakun Kaya Toast, Albert Kong dari Singapura, Nanette Dsa dari India. HKTDC sengaja mengundang mereka termasuk saya untuk sharing informasi dan berbagi pengetahuan tentang perkembangan bisnis UKM dan franchise di Negara masing-masing. Sebab, banyak yang belum dikembangkan dari UKM-UKM yang ada di Hong Kong dan Tiongkok. Padahal para UKM di sana memiliki potensi bisnis yang bagus untuk dikembangkan menjadi franchise dan bisa ekspansi ke berbagai Negara. Apalagi di Hong Kong dan Tiongkok sudah banyak perusahaan franchise yang masuk ke negara tersebut. Franchise-franchise dari Amerika, Brasil, Taiwan, Jepang, Australia, Singapura, Eropa, Indonesia, dan sebagainya sudah banyak yang ekspansi ke sana. Dan itu bisa menjadi motivasi bagi mereka menggiatkan UKM jadi franchise. Dengan adanya acara ini, HKTDC berharap para pelaku UKM-nya bisa mendapat informasi tentang bagaimana mengembangkan entrepreneurhip di kalangan UKM sehingga tidak hanya menjadi usaha kecil, tapi juga bisa modern dan besar seperti franchise. Saya sendiri berbicara tentang bagaimana mengembangkan usaha franchise jangka panjang dan berkelanjutan. Semua itu harus ada unsur-unsur entrepreneurship. Selain itu, para calon franchisor juga jangan hanya mau cari untung saja. Tapi harus benar-benar punya niat dan tekad untuk mengembangkan sistem franchise dalam waktu yang lama. Yang kedua, saya juga berbicara tentang micro 11. Jadi banyak usaha-usaha unggulan di daerah setiap negara termasuk Hong Kong dan Tiongkok yang bisa dikembangkan menjadi usaha franchise. Mereka bisa saja memulai dari business opportunity, atau menjadi franchisee dahulu sebelum naik kelas jadi franchisor. Karena sejujurnya di Hong Kong dan Tiongkok itu banyak makanan etnik yang bisa dikembangkan lebih jauh menjadi usaha unggulan. Ketiga, saya juga berbicara tentang global franchise atau international 11. Sejatinya banyak usaha-usaha Hong Kong dan Tiongkok yang memiliki keunikan dan punya daya saing di kancah global. Apalagi makanan daerahnya yang punya ciri khas. Sama halnya seperti Jepang yang bisa ekspansi karena makanan daerahnya yang unik dan mengusung menu sehat. Begitu juga Korea yang makanan daerahnya lebih banyak sayur-sayuran, sedangkan di Indonesia kaya akan rempah-rempah. Itu semua bisa menjadi modal untuk menjadi franchise dan go global. Tinggal bagaimana pemerintahnya mendorong agar usaha unggulan yang di daerah bisa bersaing dan menjadi global brand. Korea dan Taiwan saja bisa meski baru beberapa tahun terakhir ini usaha franchisenya rajin ekspansi ke luar negeri. Karena memang pemerintahnya juga bantu mendorong. Acara yang berlangsung di Novotel ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang rata-rata dari kalangan usaha. Mereka sangat antusias dengan seminar ini karena mendapat informasi berharga dari beberapa narasumber yang datang dari ragam Negara. Saya juga menceritakan bagaimana pertumbuhan industry franchise di Indonesia. Merek-merek franchise apa saja yang bisa bersaing dengan franchise asing. Anang Sukandar ? Ketua Asosiasi Franchise Indonesia




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.