Chicken Fry Day, Peluang Bisnis yang Pasarnya Tak Pernah Padam
Bisnis ayam goreng krispi masih serenyah rasanya. Pengusaha makanan ini terus bermunculan karena peluang pasarnya memang masih besar. Keuntungan yang mereka peroleh pun sangat menggiurkan. Salah satu nya adalah Chicken Fry Day.
Ayam goreng krispi sudah menjadi makanan yang akrab di lidah orang Indonesia. Untuk mendapatkannya juga tak sulit, hampir di dekat permukiman warga, makanan ini bisa ditemui. Soal harga, juga sangat terjangkau. Karena harga yang murah dan rasa yang lezat, ayam tepung renyah ini diminati masyarakat.
Chicken Fry Day hadir meramaikan bisnis olahan ayam crispy di tengah maraknya kuliner yang terus berdatangan. Awalnya Fry Day berdiri atas dasar kegemaran masyarakat Indonesia konsumsi ayam goreng. Dengan berbagai olahan seperti nasi yang dipadukan oleh chicken berbalut tepung crispy produk ini diterima masyarakat khususnya kota Solo.
Potensi pasar yang masih besar inilah yang mendorong Jemy Yapola mengembangkan bisnis ayam berbalut tepung crispy dengan konsep burger. Hingga saat ini sudah memiliki cabang di berbagai kota seperti Solo, Madiun, Surabaya, Makassar, Ponorogo, dan Jayapura.
Adapun menu andalan Chicken Fry Day ini seperti Stacko Chicken, Chicken Bites. Produk ini bisa juga dikatakan mirip dengan burger karena produknya terdapat susunan saus dan daun selada. Yang bikin unik dari produk ini adalah bun roti yang biasanya digunakan untuk burger oleh Fry Day dipadukan dengan chicken fillet. Selain itu terdapat nasi di isi sebagai pengganti daging di isian burger tersebut.
Sedangkan saus di pelengkap burger Yemi pun menyelaraskan lidah masyarakat Indonesia dengan varian sambal seperti sambel hijau, sambel merah terasi, sambel bawang. “Cikal bakal bisnis ini berdiri karena saya dan istri suka dengan ayam goreng, lalu muncul ide kenapa kita gak bikin sesuatu yang unik. Nama Fry Day sendiri memiliki pengertian Fry menggoreng, sedangkan Day hari, jadi kita menginginkan tiap hari menggoreng untuk konsumen,” ungkapnya Yemy.
Fry Day mulai di franchisekan awal 2016 ini. Awalnya konsumen yang membeli produknya ini tertarik untuk bermitra dengan Fry Day, dari sinilah Jemy Lantas tertarik untuk mewaralabakan bisnisnya. Jemi mematok investasi senilai Rp 40 juta dengan rincian franchisee akan mendapat perlengkapan gerai, free franchise fee, dan software android.
Jemi menambahkan, di bisnisnya ini ia sedikit menambahkan sistim pemesanan via android dan customer tinggal membayar di kasir. “Saya menargetkan untuk franchisee BEP (Break Event Point), dalam seharui mampu menjual 60 porsi maka akan balik modal dalam kurun waktu 4 bulan,” tutupnya.
Alvin Pratama
Tidak ada komentar: