Gian Pizza Meramu Resep Pizza yang Sebenarnya
Walaupun makanan pizza berasal dari negeri luar tetapi makanan ini sangat familiar dengan lidah masyarakat Indonesia. Tetapi tahukah bahwa apa yang disajikan selama ini sebenarnya melenceng dari khas pizza itu sendiri. Bagaimana Gian Pizza meramu resep pizza yang sebenarnya?
Gian Singh Sekhon, pemilik Gian Pizza yang juga pemenang Best Pizza Award untuk brand-nya Bella Pizza di Kanada, bercerita bahwa pizza di Indonesia telah menjadi konsumsi masyarakat umum untuk kelas menengah atas. Tetapi dalam hal penyajian maupun kualitas produknya masih jauh dari pizza yang sebenarnya.
Di Indonesia menurut Gian, penyajian pizza selalu didampingi dengan sendok, garpu dan pisau padahal menurutnya hal itu hanyalah sebagai trik untuk mengelabui konsumen agar tidak mengetahui bahwa pizza tersebut berminyak dan lengket di tangan.
“Makan pizza yang benar adalah pakai tangan karena tidak berminyak, dan tidak lengket seperti yang kami buat. Kalau pakai sendok itu tidak benar hanya akal-akalan saja supaya tangan orang tidak tahu itu ada minyak dan lengket ditangan. Yang pakai sendok itu mesti steak,” kata Gian Singh.
Dari sisi produk, kualitas pizza di Indonesia menurut dia kurang begitu baik karena menggunakan bahan berstandar rendah misalnya penggunaan kejunya. Di Gian Pizza keju yang digunakan kualitasnya paling tinggi. Hal ini bisa diketahui melalui aroma saat akan menyantap pizza itu sendiri.
“Kalau kita memang menggunakan kualitas bahan baku terbaik termasuk kejunya, cara buktikan jika itu keju terbaik sebelum dimakan dicium dulu jika kejunya kualitas baik maka akan ada aroma keju,” papar Gian. Kini semua ceritanya itu dijadikan dasar untuk meramu pizza yang sebenar-benarnya pizza melalui brand Gian Pizza. Sejak didirikan di Indonesia tahun 2004 dan gerai pertamanya di Depok, hingga saat ini tidak pernah sepi pembeli.
Bahkan kapal-kapal tamu dari negeri Paman Sam yang datang dalam tugas ke Indonesia kerap mengundang khusus Gian Pizza untuk meramu masakan tersebut. Produk Gian Pizza memang layak diunggulkan karena memiliki banyak keunggulan pertama, dimasak tanpa minyak, tanpa MSG, menggunakan keju asli berkualitas premium, adonannya terasa gurih, crispy, dan harganyapun terjangkau.
Karena kualitas produknya, Gian Pizza sukses melebarkan sayapnya dengan membangun 10 outletnya di beberapa tempat. Antara lain di Sawangan, Cimanggis, Bintaro, Cikunir, Kelapa Dua, Cibinong, dan Sekolah Pelita Harapan. Setelah beroperasi selama 10 tahun dengan menyasar pasar menengah ke menengah atas, Gian Pizza, kini menawarkan franchise dengan tiga tipe investasi. Pertama, investasi tipe kios ukuran 3 x 3 meter persegi Rp 195 juta. Kedua, tipe restoran mini dengan luas minimal 75 meter persegi Rp 295 juta. Dan tipe investasi ketiga yaitu restoran dengan luas minimal 150 meter persegi senilai Rp 395 juta.
“Saya rasa selama 10 tahun beroperasi dan memiliki 10 cabang, sudah cukup bagi kami membuktikan bahwa bisnis ini benar-benar berpeluang dan menguntungkan untuk di-franchise-kan,” kata Gian. Konsistensinya dalam menjaga kualitas pizza yang dibuat melalui penggunaan bahan baku berkualitas, menjadi salah satu keunikan yang diusung Gian Pizza sehingga berani menawarkan diri melalui sistem franchise. “Ini adalah passion saya, dan saya mencintai ini dan ini bukan untuk coba-coba tetapi untuk waktu yang lama. Saya tidak ingin cari franchisee yang sudah banyak bisnisnya karena saya tahu dia tidak akan sempat memikirkan Gian Pizza,” kata pria yang memiliki latar belakang engginering helikopter di Dubai itu.
Tidak ada komentar: