Ads Top

Pentingnya Supply Chain dalam Membangun Jaringan Franchise






Supply chain atau rantai pengadaan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut hingga sampai ke tangan end user. Supply chain dalam beberapa literatur juga bisa dikatakan sebagai logistics network. Dalam hal ini, ada beberapa pemain utama yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu supplier, manufacturer, distributor, retail outlets, dan customers. Pola penyalurannya bisa bermacam-macam, dari pabrik ke distributor tunggal, lalu ke grosir, ke semi grosir dan pengecer. Bisa juga dari pabrik ke distributor tunggal, lalu ke supermarket; dan dari manufacturer/distributor ke franchise. Sampai kini, supply chain dianggap penting dan menjadi bagian penting dalam proses pengadaan barang. Tujuannya tidak lain untuk bisa bersaing dalam harga, mutu, dan layanan (kecepatan, kemudahan dan sebagainya) dengan kompetitornya. Supply chain juga bisa menjadi salah satu strategi mempertahankan pangsa pasar suatu perusahaan. Di Industri franchise sendiri, supply chain tidak terlampau rumit. Karena biasanya rantai pengadaan barang dari supplier lalu ke franchisor. Dari franchisor ke jaringan franchisenya (para franchisee), dari situ langsung ke end user. Makanya, konsep franchise juga bisa diartikan sebagai mata rantai distribusi atau sistem distribusi modern. Sehingga bisa memotong anggaran distribusi lain. Cuma bedanya kalau supply chain lebih kepada pengadaan bahan baku dari pabrik hingga ke tangan end user. Kalau distribusi bahan baku untuk pabrik itu lebih kepada material management. Kedua-duanya sangat penting dalam menunjang proses bisnis demi meraih tiga hal yang disebutkan di atas (harga, mutu dan layanan). Beberapa perusahaan franchise ada yang sudah memiliki konsep supply chain yang baik. Contohnya Es Teler 77. Merek ini sangat baik dalam menyalurkan produknya hingga ke konsumen. Dari supplier Es Teler 77 mengolah kembali bahan bakunya hingga menjadi standar, kaya produk bakso misalnya, dia olah kembali sesuai standar baru disalurkan kepada para franchiseenya. Beberapa perusahaan franchise ada yang menyalurkan bahan bakunya setengah jadi kepada franchiseenya setelah mengambil dari supplier. Ada juga yang menyalurkan terlebih dahulu ke anak perusahaannya yang memang mengurus logistik, baru kepada para franchiseenya. Kalau di franchise ritel seperti minimarket atau apotek agak berbeda. Kimia Farma atau Century Pharma misalnya, karena dia sudah memiliki manufactur sendiri maka langsung mengambil dari pabrik baru disalurkan kepada jaringan franchisenya ataupun melalui sentra distribusinya. Berbeda dengan Apotek K-24 yang mengambil dari Pedagang Besar Farmasi (PBF), baru disalurkan kepada para franchiseenya. Sedangkan Indomaret, mungkin saja produk-produknya dari anak perusahaan Indofood, karena memang dia satu group dengan Indofood. Dari situ didistribusikan dahulu ke anak perusahaannya yaitu Indomarco sebagai distributor, baru ke gerai-gerai franchise Indomaret. Ada juga seperti Disctarra, dari pabriknya ke distributor milik sendiri terlebih dahulu, baru ke franchisor, setelah itu ke para franchiseenya. Jadi intinya, supply chain sangat penting sebagai rantai pengadaaan produk. Perusahaan franchisenya harusnya sudah memikirkan konsep ini sebelum memfranchisekan usahanya. Sebab semakin besar jaringan suatu bisnis franchise, maka ia membutuhkan konsep supply chain yang baik agar produk dan jasa bisnisnya bisa ke tangan end user dengan mutu, layanan dan harga yang baik. Anang Sukandar ? Ketua Asosiasi Franchise Indonesia




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.