Sunco, Minyak Goreng dengan Tahapan Proses Pemurnian Yang Ketat
Perusahaan Minyak Goreng asal Bekasi ini mengunggulkan kualitas dalam proses produksinya. Beberapa hal yang ditonjolkan yakni warna lebih bening, dan minyak tidak cepat hitam, serta meminimalisir resiko penyakit kanker.
Berdiri pada tahun 2010 di bawah naungan PT Mikie Oleo Nabati Industri meluncurkan minyak goreng SunCo yang telah mengalami penambahan zat gizi mikro ke bahan pangan (fortifikasi) vitamin A.
Minyak Goreng Sunco sendiri berpedoman dengan wujud kepedulian terhadap masalah zat gizi di Indonesia. Sunco mendukung program pemerintah dalam mengatasi problem kekurangan vitamin A dengan menjembatani antara asupan vitamin A dengan kebutuhan masyarakat.
Selain faktor harga, untuk memilih minyak goreng yang baik harus memenuhi setidaknya 4 kriteria, yaitu minim kandungan lemak jenuh, komposisi saji per kemasan, warna fisik minyak yang bening, dan rasa minyak yang seperti atau mendekati sifat air. Satu lagi yang tak boleh ketinggalan adalah kode produksi atau tanggal expired produk.
Deputy Marketing Manager Sunco, Mulina Wijaya mengatakan, masyarakat sering kali menganggap minyak goreng adalah hal yang tidak berbahaya. Padahal kelebihan makanan berminyak tidaklah baik bagi kesehatan. Minyak yang baik memenuhi berbagai kriteria. Bisa dilihat dari wujudnya yaitu lebih cair, sehingga sedikit menempel pada makanan dan mudah ditiriskan, bening, tidak mudah beku, dan tidak membuat tenggorokan tidak nyaman alias gatal.
"Agar terhindar dari penyakit berbahaya, pastikan jangan gunakan minyak secara berulang-ulang. Jika minyak sudah berubah warna akibat sisa makanan, sebaiknya ganti dengan minyak yang baru. Selain itu, hindari penggunaan suhu terlalu panas saat memasak, karena dapat membentuk radikal bebas yang merugikan kesehatan dan merusak kandungan vitamin dalam minyak goreng,"jelasnya.
Ia paham masyarakat Indonesia susah meninggalkan minyak goreng dan goreng-gorengan. Dengan adanya minyak goreng yang lebih encer akan membuat minyak yang menempel di makanan jadi lebih sedikit sehingga minyak yang dikonsumsi akan lebih sedikit.
Kelebihan lemak akan menyebabkan obesitas dan penyakit degeneratif, seperti kanker, penumpukan lemak di hati, dan paling populer yaitu jantung koroner. Jadi kandungan lemak yang masuk ke dalam tubuh harus betul-betul dijaga, menggunakan minyak goreng baik seperti Sunco yang mempunyai warna bening, encer, dikit nempel di makanan dan tidak mudah beku.
"Tentunya dengan kandungan yang ada di Sunco, kita ga perlu takut, kalau makanan kita itu bisa menjadi 'The Silent Killer'. Nah supaya lebih yakin, buktikan saja minyak goreng Sunco dengan tes organoleptic, yaitu dengan cara mengecap minyak Sunco (kira-kira 1 sendok makan), jika tanpa ada rasa atau rasanya seperti air, itu tandanya minyak goreng Sunco adalah minyak goreng yang baik," pungkas Mulina.
Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dalam aktivitas memasak masyarakat di Indonesia. Agar terhindar dari penyakit berbahaya, masyarakat disarankan untuk tidak menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang.
“Sebaiknya hindari penggunaan suhu terlalu panas saat memasak karena bisa membentuk radikal bebas,” ujarnya.
Mulina menambahkan, persepsi yang beredar di masyarakat juga menunjukkan bahwa mereka cenderung menyamakan semua jenis minyak goreng. Salah satu ciri minyak goreng yang bagus menurutnya adalah warnanya bening. Perubahan warna pada minyak menunjukkan telah terjadi kerusakan atau oksidasi. Jika tetap digunakan maka akan berisiko menyebabkan penyakit kanker.
Ciri minyak goreng yang sehat lainnya adalah tidak terlalu kental hingga seperti air. Dengan demikian, saat memasak minyak goreng tidak terlalu banyak yang menempel di makanan sehingga sedikit yang masuk ke tubuh.
Minyak goreng juga harus memiliki sedikit kandungan lemak jenuh yang bisa dideteksi dengan kondisinya yang tidak mudah beku. Untuk mengetesnya bisa dilakukan dengan mengecap minyak goreng tersebut. Jika tawar dan seperti air, maka itulah minyak goreng yang baik.
Alvin Pratama
Tidak ada komentar: