Lim Fifi Anggreani, Jenuh Berkarier di Perbankan Tekuni Bisnis Spa Bayi
Bagi sebagian orang, berkarier di perusahaan perbankan merupakan suatu kebanggaan. Selain memiliki prospek karier dan gaji yang baik, kerja di bank juga sebuah prestige tersendiri, apalagi jika jabatannya sudah mencapai management. Tentunya jalan terang untuk menapaki karier cemerlang sudah di hadapan mata. Tapi tidak dengan Lim Fifi Anggreani. Ia malah merasa menemukan kejenuhan ketika menjabat sebagai management trainee di sebuah perusahaan perbankan. Meski sudah memiliki posisi yang enak, wanita yang akrab disapa Lim ini memutuskan resign dan lebih memilih untuk menekuni usaha. “Karena cita-cita saya sejak dahulu bukan menjadi karyawan, tapi entrepeneur,” katanya. Lim pun banting setir dan mulai merintis usaha jasa salon dan spa bayi. Tekad dan keyakinan sarjana S2 international Management ini sudah bulat untuk terjun di bisnis tersebut. Pasalnya, pada tahun 2003 bisnis jasa salon dan spa bayi belum masih langka. “Waktu itu bisa dibilang belum ada bisnis spa bayi. Maka saya pun yakin bisa mengisi pasar yang masih kosong ini dan menjadi pionir di bisnis ini,” ungkapnya. Maka, meski sedang hamil, Lim mendirikan bisnisnya dengan nama Mom n Jo pada 2006. Dipilihnya nama tersebut karena terinspirasi oleh nama anaknya Josephine. “Sedangkan Mom sendiri bermakna Ibu, dari kata-kata saya sambungkan,” ungkapnya. Naluri bisnis Lim tidak salah. Wanita berparas cantik ini sukses mengelola bisnisnya hingga memiliki 21 gerai. Untuk mempercepat proses ekspansi bisnisnya, ia pun memfranchisekan bisnisnya mulai 2009. Beberapa bulan lalu, Mom n Jo meraih penghargaan sebagai Franchise Top of Mind 2014, dari survey terkini Majalah Franchise dan Asosiasi Franchise Indonesia. Walau begitu, bukan berarti Lim tanpa kendala dan pengorbanan dalam mengembangkan bisnis Mom n Jo. Di saat awal memulai bisnisnya ia harus banting tulang menjalani bisnisnya sendiri dengan ditemani segelintir karyawan. “Misalkan dahulu marketing dan sales dipegang satu orang, sekarang dipegang terpisah. Semua lebih tertata dan lebih fokus pada divisi masing-masing,” ucapnya. Menurut Lim, setiap memulai bisnis pasti ada saja kendala dan rintangan, Namun ia tidak menganggap itu sebagai duka yang harus diratapi, tapi justru harus dinikmati. “Saya menganggapnya sebagai proses pembelajaran. Tidak ada kata duka. Yang ada adalah dahulu saya membutuhkan extra tenaga untuk mengedukasi customer karena pada saat itu mereka belum kenal dengan bisnis yang ia jalani saat ini,” katanya. “Masa penetrasi pasar saya rasakan kurang lebih 1 – 1,5 tahun sampai akhirnya diterima oleh masyarakat dan diikuti oleh pesaing. Setiap usaha pasti menenemui kendala yang berarti. Kalau di bisnis jasa ini kendalanya ya mengelola sumber daya manusia,” lanjutnya. Lim sadar bahwa tanpa dukungan dari team yang loyal dan berdedikasi tinggi semua ini tidak akan tercapai. Karenanya, ia pun sangat menghargai dan benar-benar memperhatikan karyawannya dengan baik. “Ya kuncinya menjaga agar karyawan di sini betah dan loyal,” bebernya.
Tidak ada komentar: