Ads Top

SABRINA, Banting Setir dari Teknik Sipil ke Usaha Tiram






Kesuksesan seseorang memang tidak bisa diprediksi walaupun kadang apa yang dilakukan bertolak belakang dengan defenisi ilmu yang dimiliki. Sabrina contohnya, pemilik perusahaan PT Sabrina Grange Import, yang sukses membawa produk Oister atau tiram ke sejumlah supermarket waralaba terkemuka, dan sejumlah restoran seafood ternama di Indonesia. Sebelum menekuni dunia marketing, wanita yang baru berusia 25 tahun itu awalnya bekerja di salah satu perusahaan teknik sipil selama 3 tahun di Prancis. Perusahaan tersebut sesuai dengan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Tetapi tiba-tiba ia beralih profesi untuk menekuni dunia baru di bidang marketing. Peralihan profesi wanita itu disebabkan karena tingginya produksi tiram di daerahnya dan dianggap memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan pasarnya. Didukung pula nama besar Bourcefranc – Le Chapus, sebagai penghasil Oister berkualitas di Prancis yang telah mendunia. “Dan saya katakan, di Indonesia merupakan pasar yang tepat untuk kita masuk, dan hasilnya cukup baik. Kita bisa masuk di sejumlah Supermarket, dan restoran-restoran Seafood,” kata Sabrina, ketika ditemui di Jakarta. Kemampuan wanita kelahiran 20 Januari 1989 itu tidak main-main, karena bisa sukses di Indonesia dan bahkan saat ini tengah merencanakan membangun pasarnya melalui sistem keagenan yang akan dibentuk di setiap kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Bali, dan Bandung. “Saya masih mempelajari ini semua karena menyangkut masalah distribusi dan pertimbangan kesegaran Oister kita agar konsumen menikmatinya,” ucap Sabrina. Terlepas dari peluang pasar Oister di Indonesia, Sabrina, rupanya memiliki alasan lain untuk menekuni dunia barunya. Dan secara spesifik ia memiliki alasan khusus mengapa daerah Indonesia dipilih sebagai negara ekspansinya. Di temui di kediaman rekannya di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabrina mengungkapkan, awal kiprahnya beralih dikarenakan hobinya yang suka jalan-jalan dan tidak suka terikat waktu untuk bekerja. Kondisi itu tidak diperolehnya ketika bekerja di kantor pertamanya yang mengharuskannya disiplin. “Saya orangnya suka jalan-jalan, berinteraksi dengan orang baru jadi saya pikir pekerjaan ini bisa menyalurkan hobi saya itu. Jalan-jalan sambil menghasilkan uang,” kata Sabrina. Sementara pemilihan Indonesia sendiri karena ia kepincut oleh keramahan masyarakatnya, serta budayanya yang beragam. Selama di Indonesia, tak jarang ia meluangkan waktunya untuk mengunjungi beberapa perkampungan penduduk di pelosok, seperti Nusa Tengara Timur, Bandung, dan Bali. “Kalau tempat wisata saya sudah beberapa kali ke Bali, tetapi saya lebih suka melihat budayanya yang unik dan ini menjadi saya sangat senang dengan Indonesia,” tutup Sabrina.




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.