Ads Top

Resiko Bisnis atau Kecerobohan?






Dari sekian banyak penyebab kegagalan bisnis terwaralaba (penerima waralaba), kita bisa mengelompokkan semuanya menjadi dua kelompok besar: resiko bisnis dan kecerobohan. Anda perlu siap mental dan menghindari “resiko kegagalan akibat kecerobohan” dengan menyimak tulisan ini. Bencana Bencana alam adalah contoh paling sederhana dari suatu resiko bisnis. Kejadian gempa bumi dan banjir yang berkepanjangan tentu dapat dipahami akan mempengaruhi mundurnya target jangka waktu balik modal bisnis kita, kalau bukan mengakibatkan tutupnya bisnis kita, terutama apabila kita lalai melindungi aset bisnis kita dengan asuransi kerugian. Bencana lain yang bukan bencana alam, misalnya kebakaran yang bisa dikarenakan kelalaian pegawai kita, atau karena tersambar kebakaran yang berawal dari gedung sekitar gerai kita, juga akan mengakibatkan hal serupa. Perubahan Arus Lalu Lintas Faktor ini hal yang sangat menarik. Bergesernya putaran balik atau U-turn yang semula dekat gerai kita menjadi jauh dari gerai kita dapat mengakibatkan penurunan jumlah penjualan. Perubahan seperti ini saya anggap sebagai resiko bisnis. Penurunan penjualan ini bisa saja tidak terlalu signifikan, tapi bisa juga signifikan terhadap kelangsungan bisnis kita. Perubahan arus lalu lintas bisa juga diartikan perubahan pintu masuk dan keluar suatu kompleks ruko. Lokasi tertentu yang semula dilewati semua kendaraan bisa berubah menjadi lokasi “sudut mati” yang tidak mendapat cukup traffic untuk menghasilkan jumlah penjualan yang dibutuhkan. Kehadiran Pesaing Faktor kehadiran pesaing bisa diartikan sebagai resiko bisnis, tapi bisa juga sebagai kecerobohan. Menjadi terwaralaba suatu merek yang tidak cukup kuat, di lokasi yang sangat besar kemungkinannya bahwa merek pemimpin pasar akan segera membuka bisnis di sana, dapat dikatakan sebagai suatu kecerobohan. Idealnya, anda menjadi terwaralaba dari merek yang kuat. Tapi kadang anda tidak berhasil mendapatkan hak waralaba dari merek terkuat. Anda hanya mendapatkan hak waralaba merek nomor dua atau nomor tiga. Bila selisih kekuatan merek itu cukup jauh, berhati-hatilah... carilah lokasi yang dapat diperkirakan tidak diminati oleh merek yang jadi pemimpin pasar. Kadang bisa juga terjadi hal di luar dugaan. Tiba-tiba muncul merek baru yang kuat dan produknya mampu memenangkan hati sejumlah besar masyarakat sehingga bisnis anda sebagai terwaralaba mengalami penurunan yang drastis. Bila anda mengalami hal ini, segeralah menghubungi pewaralaba anda, konsultasikan  masalah anda. Diskusikan opsi-opsi strategi pemasaran untuk menghadapi pesaing yang tidak terduga ini. Sulit Mencapai Target Penjualan Ada kalanya terwaralaba tidak mampu mencapai target penjualan. Bahkan bisa saja target penjualan itu memang tidak mungkin dicapai, karena hanya perhitungan angka di atas kertas yang tidak pernah dicapai oleh pewaralaba. Bila fakta bahwa angka itu tidak pernah dicapai oleh pewaralaba yang anda hadapi, maka saya katakan bahwa kegagalan bisnis anda memang dikarenakan kecerobohan, bukan resiko bisnis. Sebelum membeli waralaba, atau menjadi terwaralaba, tanyakan dengan jelas: target penjualan dalam proyeksi keuangan yang disajikan oleh pewaralaba itu pernah dicapai di gerai mana saja, dan kapan. Bagaimana dengan kinerja bisnis saat anda menanyakan hal itu. Faktor apa saja yang akan mempengaruhi berhasil tidaknya pencapaian target penjualan tersebut. Sulit Meraih Target Laba Selain kesulitan mencapai target penjualan, kadang terjadi hal di mana terwaralaba telah mencapai target penjualan tapi tidak mampu meraih target laba sesuai proyeksi keuangan. Biasanya hal ini disebabkan ketidaksesuaian asumsi harga modal (harga pokok penjualan atau HPP, cost of goods sold atau COGS) dan asumsi biaya-biaya operasional. Sekali lagi, bila hal ini terjadi, kemungkinan besar hal ini juga dikarenakan kecerobohan anda. Saat membaca proyeksi keuangan dari pewaralaba, bertanyalah sejelas-jelasnya. Salah satu faktor yang seringkali sangat berpengaruh misalnya, biaya sewa ruko. Bila yang terjadi adalah kenaikan biaya listrik dan LPG, atau harga daging sapi, yang tidak dapat diikuti dengan kenaikan harga jual (karena pesaing tidak menaikkan harga) sehingga menggerus persentase laba, maka kejadian ini bisa dianggap sebagai resiko bisnis dan bukan kecerobohan. Penggelapan Beberapa terwaralaba mengalami kerugian besar akibat penggelapan oleh pegawai mereka. Tentu saja hal ini merupakan suatu kecerobohan, namun kali ini bukan kecerobohan dalam memilih waralaba, melainkan kecerobohan dalam mengelola pegawai dan bisnisnya. Kecuali anda menjadi terwaralaba Indomaret atau Alfamart, sebaiknya anda terlibat mengawasi para pegawai anda meski tidak harus setiap hari. Tanyakan kepada pewaralaba anda mengenai modus atau bentuk-bentuk kecurangan yang harus anda antisipasi. Tanyakan pula cara mencegah dan cara mengatasinya. Utomo Njoto-Senior Franchise Consultant FT Consulting




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.