Ads Top

Next Gen Franchising di Indonesia








Pada acara World Franchise Summit Indonesia, 25 November 2016  lalu, dalam sambutannya Anang Sukandar, Chairman Emiritius of Asosiasi Franchise Indonesia(AFI) mengatakan, industri franchise dan BO (Business Opportunity) tengah berkembang pesat dalam 15 tahun terakhir. Saya setuju dengan dengan pernyataan tersebut, bahwa industri franchise dan BO memang sedang tumbuh beberapa tahun terakhir, tetapi yang mendominasi pertumbuhan adalah BO. Dominasinya hampir 80%.  Menariknya, para pemain BO  atau istilah saya franchise startup yang mendominasi itu banyak dirintis oleh  anak-anak muda. Mereka merintis usaha dengan sangat kreatif dan konsepnya juga banyak yang unik-unik. Ada yang bergerak di sektor kuliner, industri kreatif, fashion, hiburan, kecantikan & kesehatan, dan yang sektor lainnya. Mereka itu sangat potensial dikembangkan menjadi usaha waralaba. Mereka adalah  generasi berikutnya franchising di Indonesia.

Fakta  menarik tersebut hemat saya juga mirip sebenarnya dengan apa yang sedang terjadi di Amerika. Bahkan Asosiasi Franchise Amerika --International Franchise Association (IFA) seperti dikatakan Josh Merin, International Relation IFA, disana sudah sejak 2 atau 3 tahun lalu membuat kompetisi yang diberi nama Next Gen in Franchising, yang pesertanya adalah anak-anak muda 21-35 tahun. Bukan tanpa sebab IFA membuat kompetisi tersebut, tujuannya adalah untuk mengajak anak-anak muda para pemilik usaha baru untuk masuk industri franchise.

Nah, di Indonsia pun saya melihat ada gairah tinggi dari para anak muda yang sudah banyak merintis usaha (startup), dan levelnya kebanyakan mereka masih UKM. Hal ini menurut saya bagus, dan  mereka harus terus kita dorong untuk mengembangkan usahanya menjadi usaha franchise.  Karena Franchise merupakan sebuah konsep bisnis unggul yang bisa diterapkan di semua Negara.

Yang tidak kalah menarik, saya melihat brand yang di-create para startup Indonesia juga banyak cool, atau coolness brand. Brand keren yang memiliki sinyal positif untuk dikembangkan menjadi brand besar. Jika di arahkan kepada sektor franchise, saya yakin merek merek besutan para startup ini mampu bersaing dengan merek besar, bahkan merek global sekalipun.

Ditambah lagi pasar saat ini semakin terbuka. Pemerintah Indonesia juga sangat mendorong merek-merek waralaba lokal untuk ekspansi ke luar negeri. Kesempatan ini menurut saya harus dimanfaatkan oleh anak-anak muda pelaku bisnis startup. Jangan hanya main di kandang saja, tapi juga saatnya main di skala global.  Salah satu strategi ekspansinya dengan franchising.

Dengan franchising para startup potensial yang ada di berbagai daerah seperti Jogjakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Semarang, bisa ekspansi dan bersaing. Salah satu kendala startup ini memang ada di pemasaran, modal dan  SDM. Lewat franchise mereka bisa mengatasi kendala tersebut. Namun sekali lagi, merek harus belajar dan mendalami sistem franchise, bukan sekadar business opportuniy atau kemitraan saja.

John Nasbitt, dalam bukunya, Global Paradox, sudah jauh hari memberikan kabar baik bagi para pelaku startup dan UKM. Dalam buku tersebut Naisbitt menuturkan, semakin besar dan terbukanya ekonomi dunia, maka semakin kuat perusahaan-perushaaan kecil bersaing dengan perusahaan besar. Franchising jadi salah satu solusinya.





Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.