Signarama Pemain Tunggal di Bisnis Franchise Signage
Signarama satu-satunya pemain franchise signage di Indonesia. Franchise asal Amerika ini pun melenggang sendiri di industri yang cukup besar dan berkembang. Sebuah peluang bisnis yang cukup prospek tentunya.
Sebuah bisnis tidak lepas dari yang namanya advertising. Entah dalam bentuk yang lebih besar seperti di TV, radio, media cetak, media social, hingga yang berbentuk kecil atau meliputi papan nama bisnis, billboard, neon box, spanduk, papan, wallpaper, huruf petunjuk dan lain sebagainya yang bisa dijadikan tanda atau lazim disebut signage di luar negeri. Karena itu, banyak perusahaan yang menggunakan jasa bisnis signage untuk mempercantik image bisnisnya, karena bisnis sekarang tidak lepas dari bentuk visual.
Nah, perusahaan yang bergerak melayani jasa signage secara professional adalah Signarama. Perusahaan franchise asal Florida ini bisa disebut satu-satunya perusahaan franchise yang bergerak dalam jasa signage yang meluas secara global. “Signarama satu-satunya perusahaan franchise luar negeri yang melayani jasa signage lengkap secara professional yang full service. Kami memiliki kualitas produk dengan mutu kualitas yang tinggi dengan harga pantas,” ujar Steven Kusnadi, Master Franchise Signarama Indonesia.
Beberapa produk Signarama antara lain, window graphic, vehicle graphic (untuk gambar atau huruf sticker temple pada kendaraan), real estate signage, light box and canopy sign, banner, monument sign, directory signage (petunjuk arah di gedung), illuminated sign, wall graphic (custom wallpaper), decals (sticker tempel), vehicle wraps (mobile branding atau dekor dengan cara membungkus badan kendaraan ). “Pelanggankita ini pelanggan repeat order. Pelanggan yang sudah pernah menggunakan jasa kita biasanya dia akan balik lagi ke sini,” kata Steven.
Menurut Steven, beberapa perusahaan yang menggunakan jasa Signarama diantaranya adalah Plaza Bali, PT. Glico Indonesia untuk branding mobil truk, Lotte Duty Free yang menggunakan wall graphics, Lanvin menggunakan neon sign, MP's Freshmart & Resto yang menggunakan huruf timbul, Ciputra Artpreneur yang menggunakan lift sign, Lotte Shopping Avenue yang menggunakan banyak jasa Signarama yaitu huruf timbul, window & wall graphic, acrylic sign, sedangkan RS. Omni Hospital Pulo Mas yang menggunakan window graphic dan lain sebagainya.
“Rata-rata mereka puas dan repeat order dengan kita karena produk kita sangat banyak dan memberikan opsi kebutuhan sign mereka sesuai dengan budget perusahaan. Mereka juga bisa datang langsung workshop kita di Jl. Sultan Iskandar Muda 8G, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di sini kita menggunakan bahan-bahan material dari produk ternama. Mesin-mesin dengan teknologi terkini yang kita gunakan juga bisa dilihat langsung. Sedangkan pesaing kita hanya pemain yang biasanya berada di tempat-tempat tertentu. Itupun produknya tidak selengkap kita,” paparnya.
Karena itu, Steven pun berani menawarkan peluang franchise Signarama pada tahun ini. Bagi yang berminat menjadi franchiseenya Signarama menawarkan biaya franchise sebesar US$ 49.500 untuk franchise feenya dengan masa kontrak kerja sama 20 tahun dan dapat diperpanjang. Sedangkan untuk investasinya calon franchisee harus menyiapkan dana sebesar US$ 124 ribu. Adapun royalty yang wajib dibayarkan franchisee nantinya 6% setiap bulannya. Para franchisee rata-rata dapat mencapai BEP dalam kurun waktu 15 – 18 bulan. “Karena rata-rata franchisee Signarama di seluruh dunia bisa meraih omset rata-rata US$ 600.000 per tahun,” ungkapnya.
Signarama sendiri mulai beroperasi di Indonesia pada Juli, 2013. Ketertarikan Steven membawa franchise ini berawal dari ketika dirinya jalan-jalan ke Amerika untuk mencari peluang bisnis beberapa tahun lalu. Waktu itu, ia melihat signage di negara tersebut bagus-bagus sekali. “Beda dengan di negara kita, khususnya outdoor signage-nya biasa saja. Disana banner digunakan untuk outdoor signage jangka pendek, tapi di Indonesia digunakan sebaliknya. Sudah begitu, tidak bisa tahan lama karena kualitasnya rendah,” ungkapnya.
Setelah ia telusuri, ternyata orang Amerika menggunakan jasa signage professional. Nah, salah satunya adalah Signarama yang sudah ada 600 outlet di sana. Maka Steven pun mengajukan diri untuk menjadi master franchise Signarama di Indonesia. “Tapi prosesnya tidak mudah. Saya mesti disekolahkan dan diberi on job training di kantor pusat UFG, Florida. Saya dilatih hingga benar-benar ahli dan tahu betul cara kerja dan produk Signarama,” katanya.
Makanya, lanjut Steven, tugas saya sebagai Master Franchise adalah mengembangkan Signarama di Indonesia serta menjadi mentor franchisee. Jadi franchisee Signarama kita bimbing dan damping hingga sukses. Oleh karena itu, calon franchisee mutlak akan kita kirim dahulu ke Amerika untuk diberi training setelah itu juga mendapat latihan di sini. “Mulai dari biaya training, tiket pesawat serta akomodasi sudah termasuk dalam biaya franchise. Kemudian franchisee tersebut akan kita beri on job training atau magang di outlet kita hingga dia mampu menjalankan bisnis sendiri,” ujarnya.
Sekedar informasi, Signarama berdiri sejak 1984 di Florida, di bawah naungan perusahaan induk United Franchise Group. Pada 1987 Signarama mulai ekspansi lewat franchise. Di tahun 1992 Signarama sudah membuka 122 gerai di Amerika. Kini, Signarama sudah ada di 52 negara dengan total gerai sekitar 1000 buah. Merek ini sudah ada di Singapura, Korea Selatan, Thailand, Australia, Filipina, Malaysia, Kanada, United Kingdom, hingga Amerika dan Negara lainnya. Signarama meraih berbagai penghargaan, salah satunya President "E" Award pada 2006, Ernest @ Young Serta Governor Award. Di Singapore, Signarama juga menerima penghargaan Franchisor of The Year award 2 tahun berturut-turut untuk 2013 & 2014 dan Franchisee of The Year Award 2013. Zaziri
Tidak ada komentar: