Ads Top

Deborah Kartika Sari Ingin Memiliki Kebebasan Waktu

Deborah Kartika Sari Ingin Memiliki Kebebasan Waktu








Mengawali kariernya sebagai Export Marketing di sebuah perusahaan swasta, Deborah Kartika Sari, memilih hengkang setelah bekerja selama setahun. Ia memilih menggeluti bisnis sendiri karena telah menikah.

“Saya memilih untuk menjalankan bisnis ini karena pertimbangan status saya yang sudah menikah dan mempunyai anak, sehingga ingin mempunyai kebebasan waktu dalam bekerja. Di pekerjaan saya yang sebelumnya seringkali mengharuskan saya lembur karena saya di divisi export yang pastinya banyak berhubungan dengan customer di luar negeri di mana ada perbedaan waktu sehingga seringkali komunikasi justru di malam hari,” kata Owner QQ Taiwanese ini.

Wanita yang akrab dipanggil Debby itu mendirikan bisnisnya   dua tahun lalu dan mulai ditawarkan dengan sistem kemitraan di tahun 2016.  “Saat ini kami mempunyai 3 gerai di Jogja dan 1 lagi di Solo yang akan dibuka tahun ini. Saat ini kami memiliki 3 mitra yang akan segera buka di bulan April ini,” papar pemilik moto Do your best and God will do the rest itu.

Dibawah kendalinya langsung, kinerja bisnisnya berjalan sangat baik. Iapun merasa cukup puas dengan pekerjaan yang digelutinya saat ini dan selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pelanggannya maupun mitranya. Misalnya dengan memproduksi sendiri semua produknya, serta rutin melakukan kontrol kualitas ke gerai-gerainya, dan inovasi rutin dalam varian rasa produknya.

Awal dirintis, bisnis yang digeluti wanita kelahiran Yogyakarta, 5 Mei 1985 itu sempat jatuh bangun karena produknya belum banyak di kenal. “Kami adalah pioneer Taiwanese snow ice di Jogja. Namun kami yakin dengan produk kami karena kami komitmen untuk hanya memakai bahan-bahan yang berkualitas, sehingga lama-kelamaan orang-orang mulai mengenal produk kami dan menjadi langganan,” kata Debby.

Untuk membangun bisnis tersebut diakuinya tidaklah mudah. Ia benar-benar memulai dari nol. “Kami melihat peluang pada saat dessert Taiwan sedang booming. Namun terkendala biaya franchise yang sangat tinggi dari Taiwan. Karena itu kami memberanikan diri untuk mengikuti training di Taiwan dan mengembangkan sendiri merk kami dan membuat sistem kemitraan dengan harga yang sangat terjangkau,” ucap Debby.

Wanita pehobi travelling, nonton dan baca buku itu melanjutkan, salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah banyaknya pesaing yang bermunculan. Tetapi baginya hal itu cukup positif  dan semakin termotivasi bahwa bisnis yang digelutinya banyak dilirik orang.

Untuk menghadapi tantangan pasar, Debby mengungkapkan fokus menjaga kualitas rasa, berinovasi dan terus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

“Saat ini kami sudah mengembangkan SOP dan system manajemen sehingga jauh lebih mudah dalam mengelola bisnis ini. Target saya bersama suami selanjutnya adalah mengembangkan bisnis ini melalui sistem kemitraan sehingga bisa meraih sukses bersama-sama. Tahun ini kami menargetkan 10 mitra baru bergabung dengan kami,” tutup Debby.

Julhan Sifadi





Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.